Profil Sentimental Moods


Beda? Bisa jadi iya bila dibandingkan dengan band-band ska yang ada di indie local scene Indonesia. Tapi bila Anda ingin menengok sedikit asal muasal para personelnya, mungkin akan mahfum mengapa musik band berpersonel delapan orang ini, terdengar beda. Karena referensi dan latar musikal tiap personel Sentimental Moods memang beragam.  Tapi semua menyatu dalam satu ikatan, yakni sama-sama menyukai ska!
Dimulai dari pertemanan dua orang yang terlibat dalam satu pekerjaan. Ya, saat itu (sekitar tahun 2008-2009), Beni Adhiantoro dan Daniel Sukoco sama-sama di salah satu band terbaik tanah air, The Upstairs. Beni sebagai drumer The Upstairs. Sedangkan Daniel selain termasuk dalam anggota tim produksi band tersebut, juga aktif sebagai trumpetis Es Coret, salah satu band ska era akhir 90an. Ternyata mereka memiliki hasrat besar pada genre ska. Hingga akhirnya sepakat untuk membuat sebuah band ska dengan formulasi yang berbeda dengan band-band ska yang ada saat itu di tanah air. Seperti apa? Ternyata mereka juga punya referensi yang sama untuk ska. Irisan ‘influences’ tersebut ada pada band-band ska dunia yang mengeksplor lebih dalam musikalitas mereka. Bahkan termasuk berani menetapkan bahwa konsep instrumentalis (tanpa vokal) akan Beni dan Daniel pakai di band cita-cita mereka tersebut. Nama-nama seperti The Skatalites, Tokyo Ska Paradise Orchestra, St. Petersburg Ska-Jazz Review, atau New York Ska-Jazz Ensemble, jadi acuan mereka saat membentuk warna band mereka nantinya.
Mulai bergerak
Cita-cita membuat band tersebut sempat terkubur dengan kesibukan dua orang tersebut. Sampai akhirnya muncul kembali dengan bergabungnya dua rekan Daniel yang sama-sama eks-Es Coret, Pardifa Effrido alias Edo di bass dan seorang tenor saksofonis, Yurie Fachran. Formasi makin komplet, ketika Beni mengajak teman setongkrongannya di scene skinhead, Wirastomo alias Wiro gitaris veteran di scene Oi/skinhead Jogja dan Jakarta, ikut bergabung. Wiro yang dikenal sebagai ensiklopedia berjalan untuk musik ska, turut mengentalkan warna musik band yang kemudian mereka beri nama Sentimental Moods. Nama yang diambil dari judul lagu karya John Coltrane, In A Sentimental Moods, yang dibawakan ulang oleh Tokyo Ska Paradise Orchestra.
Formasi Beni (drum), Daniel (trumpet), Edo (bass), Yurie (tenor sax), dan Wiro (gitar) akhirnya berlatih pertama kali sebagai Sentimental Moods di Juli 2009.
Nota untuk pertama kalinya Sentimental Moods latihan
Nota pertama kali Sentimental Moods latihan
Dan manggung pertama kali dengan formasi tersebut di tahun itu juga di G-Four Manggarai. Saat itu masih meng-cover lagu-lagu dari Bad Manner, TSPO, dan lain-lain. Tak lama kemudian bergabung Ijonk di posisi kibordis. Tahun 2009 ditutup dengan beberapa kali pentas dengan formasi tersebut.
Sayang di awal 2010, Ijonk yang asli Pontianak Kalimantan Barat, harus pulang ke kampungnya. Ini membuat posisi kibordis kosong. Yurie pun merekomendasi temannya, Gary, untuk mengisi posisi yang kosong tersebut. Gary yang kuliah di Institut Musik Indonesia tersebut juga mengajak teman kampusnya, Ranando Arliccan alias Aldo di posisi perkusi. Perubahan formasi terus berlanjut. Karena dibutuhkan posisi saksofon bariton, akhirnya Daniel pindah mengisi posisi tersebut dari posisi trumpetis. Masuk pula Suharman, trombonis yang direkomendasi seorang rekan personel Innocenti, band mods di mana Daniel juga menjadi personelnya. Menyusul Ditto yang mengisi kekosongan posisi trumpetis. Sentimental Moods pun semakin lengkap posisinya di tahun 2010, lima di seksi ritem dan empat di seksi tiup.
Mei 2010 mereka tampil dengan formasi tersebut di G-Four kembali. Penampilan mereka mendapat respon positif. Walau masih meng-cover lagu-lagu dari band-band referensi mereka, Sentimental Moods makin dikenal sebagai band ska dengan campuran banyak warna musik lain. Ska yang begitu kaya warna. Hingga akhirnya mereka pun sepakat untuk mulai mengoleksi karya-karya orisinal mereka.
Lagi-lagi Sentimental Moods diterpa badai, dengan keluarnya Ditto dari posisi trumpet di kuartal awal 2011. Sempat segera mendapat pengganti, Q-munk yang terhitung veteran di dunia marching band dan jazz di Indonesia. Namun Q-munk pun tak lama bercokol dan mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Ditambah lagi mundurnya trombonis Suharman, karena harus bekerja ke luar Jawa. Tahun 2011 dijalani dengan formasi Beni, Edo, Yurie, Daniel, Wiro, Aldo, dan Gary. Hingga tak lama setelah pentas di event besar Jakarta Mods Mayday 2011 di bulan Mei, Gary pun mengundurkan diri. Posisi kibordis pun kosong, padahal mereka sedang bersiap untuk mulai merekam materi-materi untuk album mini (EP) perdana mereka.
Proses rekaman terus berlanjut. Akhirnya Taufiq Alkatiri masuk mengisi posisi trumpet. Trumpetis yang juga pelatih di sebuah marching band terkenal di Jakarta ini sebenarnya sempat diaudisi Yurie cs di awal 2011. Namun baru resmi menjadi personel baru saat sesi recording berlangsung (Agustus 2011). Daniel juga mengajak Dharmo Soedirman alias masmo, kibordis yang juga teman segrup Daniel di Leonardo and His Impeccable Six, band berwarna swing-rockabilly.
Formasi ini semakin solid dengan latihan yang intens untuk menjalani proses rekaman EP perdana tersebut. Selain itu, formasi ini juga mengisi beberapa acara komunitas dan indie scene. Uniknya, tak hanya diterima di kalangan ska, tapi juga komunitas dari genre lain. Antara lain jazz. Untuk kebutuhan recording, posisi trombonis diisi para musisi tamu. Yakni Timi dari Innocenti dan Djakartalites yang mengisi di lagu Ska Me This, Ska Me That. Juga Ndik, trombonis Bandung Inikami Orcheska, di dua lagu: rearansemen karya Ismail Marzuki, Payung Fantasi, serta Evening Bliss.
Setelah lama tanpa trombonis tetap, akhirnya masuk Amoroso Romadian untuk mengisi posisi trombonis. Formasi Daniel (saksofon bariton), Yurie (saksofon tenor), Taufiq (trumpet), Amoroso (trombon), Edo (bass), Aldo (perkusi), masmo (kibord), Beni (drum), dan Wiro (gitar) pun menjadi formasi solid teranyar Sentimental Moods. Formasi yang mengisi EP perdana mereka, yang pertama rilis sebagai free CD di acara Family Tree, Marley Café dan Sabtu Dansa di Bekasi Square, Februari 2012. Untuk selanjutnya, sesuai kesepakatan seluruh personel Sentimental Moods, EP tersebut didistribusikan sebagai free download mulai Maret 2012.
Tawaran untuk meramaikan album kompilasi “Return of The Rootbois #2” pun disikat Beni cs. Sentimental Moods menyumbang lagu terbaru mereka dari formasi paling anyar dan solidnya tersebut. Lagu Just In Time pun dirilis sebagai bagian dari kompilasi band-band ska dari 17 band ska di Indonesia tersebut di September 2013 lalu.
Walau aktivitas manggung semakin meningkat, tapi mereka tetap konsisten di target awal: album perdana. Rencana album yang sedang masuk proses produksi tersebut, akan rilis di akhir tahun 2013 ini. Album yang akan memperkenalkan gaya ska ala Sentimental Moods lebih luas lagi. Ska dengan warna khas berkat campuran berbagai style bahkan genre lain. Ska ala Sentimental Moods!
Sentimental Moods
Contact : sentimoods@gmail.com (+6285655796390)
Follow Sentimental Moods on Facebook and Twitter


Sumber : https://sentimentalmoodsjkt.wordpress.com/about-us/

1 Comment:

  1. Ayam Jackpot said...

Post a Comment